POSISI PENGELASAN PIPA DENGAN POSISI 1G, 2G, 5G DAN 6G

sebelum melakukan pengelan pada pipa sebaiknya kita melakukan tack weld atau las ikat pada material pipa yang akan dilas.

tack weld ini dilakukan dengan tujuan agar posisi pipa tidak berubah saat dilakukan pengelasa

saat melakukan tack weld ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti ukuran dari root gap dan kerataan atau kesejajaran kedua material pipa yang akan disambung, untuk ukuran root gap pada umumnya adalah 2-3 mm, untuk mempermudah anda dapat menggunakan elektroda dengan diameter 2,6 dan 3,2 sebagai acuan untuk root gap. Untuk kesejajarannya anda dapat menggunakan alat ukur waterpass atau welding gauge untuk mengukurnya.

Sebelum melakukan pengelasan pastikan posisi pipa

sudah benar dan sesuai dengan kualifikasi juru las jika Anda melakukan sertifikasi atau uji kompetensi, jika tidak Anda dapat menyesuaikan posisi pengelasan sesuai dengan kemampuan Anda. Jika semua persiapan sudah selesai, berikut Teknik mengelas pipa dengan berbagai posisi pengelasan, berikut penjelasan mengenai posisi pengelasan pada pipa


macam posisi pengelasan pada pipa




• pengelasan Pipa Posisi 1G (Posisi Datar).


Pada pengelasan pipa dengan posisi 1G (datar)  material dapat diputar sehingga proses pengelasannya lebih mudah karena kita dapat mengelasnya pada posisi Flat atau datar.

sementara untuk tips pada saat proses pengelasan bagian akar las gunakan diameter kawat las 2,6 dan arus yang digunakan antara 50A sampai 65A

dan setiap selesai proses pengelasan 1 elektroda, bersihkan bagian ujung lasan dan tipiskan dengan gerinda agar hasil sambungan pada penetrasi ketinggiannya dapat merata.

sedangkan layer kedua hingga layer terakhir untuk pengisian kita gunakan elektroda dengan diameter 3,2 mm agar proses pengisihan lebih cepat, dengan catatan sudut kampuhnya 55° sampai 70°.

sedangkan arus las yang digunakan sekitar 80A sampai 110A, untuk proses finishing usahakan gunakan Ampere yang lebih kecil untuk mengurangi panas yang berlebih dan menghindari terjadinya cacat las undercut.


• pengelasan Pipa Posisi 2G (Horizontal).


Pada pengelasan Pipa dengan posisi 2G (Horizontal) material tegak dan pengelasannya horizontal, sedangkan untuk pipanya tidak dapat diputar atau fix. Sehingga juru las atau welder yang harus berputar untuk mengelas mengelilingi pipa tersebut.

untuk parameter pengelasan dan ukuran elektroda yang digunakan hampir sama dengan pengelasan pada 1G (datar), namun yang membedakan terletak pada proses pengisian dan proses finishing setiap layernya jumlah pass lebih dari satu.


Saat pengelasan pada posisi horizontal kecepatan pengelasan lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan saat pengelasan pada posisi 1G (datar).

Hal tersebut bertujuan agar logam las yang dalam keadaan cair tidak terjatuh atau meluber sehingga hasil pengelasannya tidak melebar, Jika Anda mengayun maka arah ayunannya kearah atas atas dan kebawah.


• pengelasan Pipa Posisi 5G.


pada pengelasan Pipa dengan posisi 5G sama dengan posisi 1G, tetapi yang membedakan pada posisi ini pipa tidak dapat diputar atau fix. Sehingga pada posisi ini sudah mewakili posisi flat, vertikal dan overhead (di atas kepala). Saat pengelasan pada posisi flat parameternya sama dengan yang 1G (datar), sedangkan saat posisi vertikal Anda parameternya lebih besar sedikit dan ayunan lakukan ke kanan dan ke kiri atau lebih lengkapnya Anda dapat melihat tipsnya di sini cara pengelasan pada posisi Vertikal.


Saat pengelasa pada posisi overhead pastikan keselamatan kerja yamg Anda gunakan sudah lengkap, yang paling utama perlindungan pada kepala, Karena pada posisi ini bahaya bisa saja cairan saat proses pengelasan dapat jatuh ke bagian kepala, sehingga memerlukan kedok atau helm kepala khusus dari kulit yang tahan api.

Saat proses pengelasan posisi overhead ampere mesin las jangan terlalu tinggi dan lakukan ayunan lebih cepat kearah ke kanan dan kiri sehingga tidak mudah jatuh cairan logam panas saat proses pengelasan overhead


• pengelas Pipa Posisi 6G.



pada pengelasan pipa dengan Posisi 6G, pipa dalam keadaan miring kurang lebih 45°, untuk parameternya dapat Anda samakan dengan saat proses pengelasan dengan posisi 5G. tetapi Sebenarnya ada elektroda tipe selulose yang khusus untuk proses pengelasan pada posisi pada keadaan menurun atau overhead.

tetapi jika tidak ada Anda dapat menggunakan elektroda dengan tipe E 7016 dan E 7018, tetapi semua juga tergantung dari jenis materialnya.

Macam Macam Kode Kawat Las Untuk GMAW, SAW, SMAW, FCAW

 Jenis elektrode memang beragam variasi, tapi tujuannya hanya untuk mendapatkan hasil las lasan yang memenui standar dan tidak ada cacat las baik saat diuji visual, berikut ini kami bagikan untuk Anda.



• Pengertian Kode Filler Metal Gas Metal Arc Welding (GMAW) :


ER – 70S – 6

E = Elektroda

R = Rod (Dapat digunakan untuk GMAW, tanpa flux)

70 = Kekuatan tarik minimum KSI (70, 80 90, 100)

S = Solid (Jenis elektroda Solid atau tanpa flux)

6 = Komposisi kimia

6 = High Silicon


Spesifikasi Kode logam pengisi GMAW (goodheart)


• Kode Kawat Las SAW (Submerged Arc Welding):


F7A2-EM12K

F = Mengindikasikan Fluks

7 = 70-95 KSI kekuatan tari minimum

A = Sebagai las lasan, jika P: Post Weld Heat treatment

2 = Minimum kekuatan impact 20 ft-lbs pada 20 derajat F

E = Mengindikasikan Elektroda

M = Medium Manganese per AWS Spefisications

12 = 0,12% Kandungan karbon dalam elektroda

K = Produced from a heat of aluminium killed steel


Kode Filler Metal SAW



• Kode Kawat Las Shield Metal Arc Welding (SMAW):


Elektroda Mild Steel

Misal E 6013

E = Elektroda

60 = Kekuatan Tarik Minimum 60 satuannya KSI (Biasanya ada tipe juga 70 dan 80 misal E 7016, E 7018, E 8010, E8018)

1 = Untuk semua posisi pengelasan (Untuk kode lain yaitu 2 (posisi flat dan horizontal) dan 3 (Posisi flat) )

3 = Jenis komposisi kimia dari flux yang nanti juga berpengearuh terhadap penetrasi, arus dan polaritas. Jenis digit keempat ini ada Untuk lebih detailnya lihat gambar di bawah ini.




Pengeritan Kode Elektroda SMAW




• pengertian Kode Filler Metal FCAW (Flux Core Arc Welding):


E 71 T 1

E = Elektroda

7 = Kekuatan tarik minimum (7, 8, 9, 10 x 10.000 psi)

1 = Posisi pengelasan (1: untuk semua posisi, 0: untuk posisi flat dan horizontal fillet)

T = Tubular (FCAW)

1 = Komposisi kimia (1: untuk baja karbon)


Arti Kode Filler Metal FCAW (goodheart)


devinisi baja H beam dan table beratnya

Baja H beam merupakan baja yang proses produksinya menggunakan cenai panas yang kemudian di-pelat lalu di las.

Sesuai dengan namanya, baja ini umumnya berbentuk balok menyerupai huruf H dan dalam bahasa inggris dikenal dengan sebutan hot rolled.

baja H beam ini sangat cocok digunakan pada proyek konstruksi pembangunan gedung tinggi atau jembatan.
baja H beam seringkali digunakan sebagai pasangan dari baja WF pada pemasangan tiang struktur gedung, berikut data dimensi dan berat baja H beam :


 
NO UKURAN (mm) panjang (M) weight (kg) berat/M' (kg)
1 125x125x5x7 12 206 17,670
2 100x100x6x7 12 222 18,500
3 125x125x6,5x9 12 286 23,833
4 150x150x7x10 12 376 31,500
5 175x175x7x11 12 482 40,167
6 200x200x8x12 12 599 49,917
7 250x250x9x14 12 869 72,417
8 300x300x10x15 12 1128 94,000
9 350x350x12x19 12 1644 137,000
10 400x400x13x21 12 2064 172,000



berikut cara membaca tabel H beam di atas: 100x100x6x8mm 12M' 206kg 1767/1M' 

berarti H beam tersebut mempunyai panjang 12 meter,
tinggi 10cm,
lebar 10cm ,
tebal badanya 6mm,
tebal sayap 6mm
mempunyai berat total 206kg,
dan berat /M' 17, 167kg

POSISI PENGELASAN VERTIKAL UPHILL/PF & DOWNHILL/PG

pada proses Pengelasan dengan posisi vertikal menurut standar ASME dapat dikenal dengan kode angka 3. untuk dapat mencakup semua sisi sambungan yang akan kita las dapat kita mulai dari sambungan sudut, sambungan fillet dan butt joint.

sedangkan menurut standar ISO terdapat sedikit perbedaan, perbedaannya terdapat pada arah pergerakan pengelasannya. Jika pengelasan vertikal menurut arah las dari bawah ke atas dinamakan Uphull/PF. Sedangkan jika arah pengelasannya dari atas ke bawah dinamakan Downhill/PG.

ada Sedikit Tips agar hasil pengelasan diposisi vertikal memenuhi standart. dengan cara mengatur cairan logam cair dari busur listrik, untuk jenis ayunan harus sesuai untuk mengatur agar cairan tidak turun kebawah mengikuti gravitasi.


Gambar posisi pengelasan 3F dan 3G dalam gambar




pada gambar diatas telah kita ketahui arah gerakan elektroda pada posisi pengelasan vertikal, dan berikut penjelasan mengenai gambar posisi pengelasan vertikal 3F dan 3G:


1. Posisi 3F Uphill/PF

Posisi 3F Uphill/PF merupakan proses pengelasan penyambung plat dengan plat, dengan arah gerakan elektroda menghadap kedepan dengan jalur elektroda pengelasannya dimulai dari bagian bawah ke atas.


2. Posisi 3F Downhill/PG

Sedangkan posisi 3F Downhill/PG merupakan proses pengelasan plat dengan plat, dengan arah gerakan elektroda menghadap kedepan dengan jalur elektroda pengelasannya dimulai dari bagian atas ke bawah.


3. Posisi 3G Uphill/PF

Posisi 3G Uphill/PF merupakan bentuk sambungan tumpul butt joint, untuk penyambungan plat dengan plat, dengan arah gerakan elektroda kedepan dengan jalur pengelasannya dimulai dari bagian bawah ke atas.


4. Posisi 3G Downhill/PG

Sedangkan posisi 3G Downhill/PG merupakan bentuk sambungan tumpul butt joint, untuk penyambungan plat dengan plat, dengan arah gerakan elektroda kedepan dengam jalur pengelasannya dimulai dari bagian atas ke bawah.

sekian pembahasan menganai pengelasan secara vertikal 

TABEL BAJA WIDE FLAGE (WF)

 

Untuk menghitung berat baja Wide Flage (WF) dengan ukuran yang presisi dan spesifik, bagi para engineer dan pelaku teknik menghitungnya bisa menggunakan rumus matematik yang ada. akan tetapi untuk menghitung berat besi H beam, WF dan Canal menurut beberapa artikel di web yang saya pelajari biasanya mengunakan teknik pengujian berapa berat baja dalam 1 M perhitungan,untuk mengetahui berat besi dengan profil tersebut.
No Ukuran (mm) Panjang (m) Weight (Kg) Berat/M1 (kg)
1 WF 100x50x5x7 12 112 9.333
2 WF 125x60x6x8 12 158 13.200
3 WF 148x100x6x9 12 253 21.100
4 WF 150x75x5x7 12 168 14.000
5 WF 175x90x5x8 12 217 18.100
6 WF 198x99x4,5x7 12 218 18.200
7 WF 200x100x3,2x4,5 12 143 11.917
8 WF 200x100x5,5x8 12 256 21.333
9 WF 248x124x5x8 12 308 25.700
10 WF 250x125x6x9 12 355 29.600
11 WF 298x149x6x8 12 384 32.000
12 WF 300x150x6,5x9 12 440 36.700
13 WF 346x174x6x9 12 497 41.417
14 WF 350x175x7x11 12 595 49.600
15 WF 396x199x7x11 12 680 56.625
16 WF 400x200x8x13 12 792 66.000
17 WF 446x199x8x12 12 794 66.200
18 WF 450x200x9x14 12 912 76.000
19 WF 500x200x10x16 12 1075 89.583
20 WF 588x300x10x16 12 1812 151.000
21 WF 600x200x11x17 12 1272 106.000
22 WF 700x300x13x24 12 2220 185.000
23 WF 800x30014x26 12 2520 210.000
berikut cara membaca tabel berat besi baja WF ( Wide Flange) diatas adalah sebagai berikut: Sebagai Contohnya : WF 100 x 50 x 5 x 7mm x12m x 112 kg Artinya dimensi besi WF tersebut adalah : Panjang 12 m Tinggi 10 cm Lebar 5 cm Tebal badan 5 mm Tebal sayap 7 mm Mempunyai berat total 112 kg Sedangkan berat per M : 112/12 = 9.333 kg

POSISI PENGELASAN PIPA DENGAN POSISI 1G, 2G, 5G DAN 6G

sebelum melakukan pengelan pada pipa sebaiknya kita melakukan tack weld atau las ikat pada material pipa yang akan dilas. tack weld ini dila...